Wednesday, April 14, 2010

Nikmatnya Teh Gunung Dempo, Pagaralam.



Nikmatnya Teh Gunung Dempo...
Jumat, 12 Maret 2010 | 08:11 WIB

KOMPAS/EDDY HASBY
Pekerja menggunakan sepeda motor menuju lokasi pemetikan teh di kaki Gunung Dempo, Pagar Alam, Sumatera Selatan, Rabu (17/2).
TERKAIT:
Nikmatnya Teh Gunung Dempo...
KOMPAS.com - Warna coklat mengilat, aroma teh yang tajam, dan rasa yang lebih sepat adalah ciri teh asal Gunung Dempo, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, dibandingkan dengan teh-teh pabrikan yang beredar luas di pasaran Indonesia. Posisi tanaman teh yang berada di lereng timur gunung, sehingga mendapat sinar matahari pagi langsung, membuat cita rasa teh Gunung Dempo sangat khas.

Namun, teh itu tidak bisa sembarang dinikmati. Sekitar 90 persen produksi teh Gunung Dempo diperuntukkan bagi pasar ekspor, khususnya ke India dan Eropa. Bahkan, sejumlah merek teh luar negeri juga menggunakan bahan baku dari teh Gunung Dempo.

Sisanya, 10 persen, dan sebagian besar yang berkualitas rendah diperuntukkan bagi pasar lokal dan nasional. ”Untuk pasar nasional umumnya dijual sebagai bahan baku teh pabrikan sehingga cita rasa teh Gunung Dempo sudah tidak utuh,” kata Manajer Perkebunan Teh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII Pagar Alam, Budi Susanto, Senin (15/2) di Pagar Alam. Selain itu, hanya sekitar 0,5 persen yang dilempar ke pasaran dalam bentuk teh pabrikan merek Gunung Dempo. Teh kemasan itu umumnya hanya ditemukan di sekitar Pagar Alam, sulit ditemukan di daerah lain, termasuk Palembang sebagai ibu kota Provinsi Sumsel.

Sulitnya menemukan teh Gunung Dempo di luar Pagar Alam karena belum adanya jaringan distribusi yang luas. Selain itu, format produksi pabrik teh Pagar Alam adalah sebagai industri hulu sehingga hasil produksinya memang ditujukan untuk bahan baku teh kemasan dan bukan dijual secara langsung.

Di sisi lain, produksi teh justru terus meningkat walau lahan perkebunan teh tetap. Efisiensi dan mekanisasi pemetikan teh membuat jumlah produksi teh terus bertambah.

Dengan luas perkebunan teh 1.478 hektar, PTPN VII rata-rata menghasilkan 40 ton teh pucuk basah setiap hari dan cenderung terus meningkat. Dalam setahun, produk teh Gunung Dempo rata-rata mencapai 14.000- 17.000 ton teh pucuk basah atau setara 3.600-4.250 ton teh kering.

Selain jaringan penjualan yang sulit, promosi dan kebanggaan penggunaan teh itu juga sangat kurang. Bahkan, di Pagar Alam sendiri, hotel-hotel maupun kantor pemerintahan cenderung menggunakan teh merek pabrikan nasional walau daerahnya sendiri adalah penghasil teh.

Pasar ekspor

Jika kualitas teh terbaik Gunung Dempo diekspor untuk produk teh luar negeri, teh kualitas rendahnya menjadi bahan baku produk teh-teh lokal dan nasional. Namun, untuk memperbaiki cita rasanya, teh-teh kualitas buruk itu dicampur dengan teh-teh kualitas baik dengan campuran tertentu sehingga kualitasnya tidak terlalu buruk.

Harga teh kualitas terbaik berkisar 2,6 dollar Amerika Serikat atau Rp 24.000-Rp 25.000 per kilogram, sedangkan kualitas terendah hanya Rp 6.000-Rp 9.000 per kg.

Acep Sudiar, Sinder Teknik/ Pengolahan Pabrik Teh PTPN VII Pagar Alam, mengatakan, teh Gunung Dempo berkualitas baik karena menghadap sinar matahari pagi langsung. Sinar matahari selama pukul 07.00- 10.00 membuat proses fotosintesis atau pembakaran zat hijau daun daun teh berlangsung sempurna.

Selain itu, posisi ketinggian teh Gunung Dempo juga paling sesuai, yaitu berkisar 1.000- 1.200 meter di atas permukaan laut. Jika terlalu tinggi, warna teh akan lebih pekat. Jika terlalu rendah, rasa dan aromanya berkurang.

Tanaman teh yang lebih tinggi dan tidak terkena sinar matahari langsung membuat daun teh mudah terkena kabut dan air yang menempel di daun susah hilang. Akibatnya, daun teh rentan terkena cacar daun yang akan mengurangi kualitas daun tehnya.